Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

Cerpen - 52 Hertz

Gambar
 52-Hertz : Sebuah Perjalanan Menemukan Suara Alhayu Menjadi berbeda bukanlah suatu keanehan. Layaknya paus yang berbicara melalui frekuensi, manusia pun memiliki caranya sendiri. Meskipun frekuensi mereka tak sama, namun setiap individu, apakah itu paus, manusia, atau makhluk lainnya, memiliki cara nya sendiri untuk berkomunikasi dan untuk ada di dunia ini. J ika kita mau membuka mata dan melihat lebih dalam, kita akan menyadari bahwa perbedaan bukanlah suatu keanehan—justru, perbedaan adalah bagian dari kekayaan dunia yang membentuk keragaman dan memberikan makna pada kehidupan. Kisah ini bermula dari Gama , seorang remaja yang selalu merasa asing di tengah keramaian. Hari-harinya ia lewati tanpa banyak interaksi, hanya sebatas apa yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban di sekolah. Orang-orang sering menganggap Gama aneh—pendiam, canggung, dan tak jarang orang memanggilnya psycho . Gama layaknya paus 52-hertz, paus paling kesepian di dunia. Meskipun ia berada di kelas yan...

Cerpen - Kembali dari Kegelapan

Gambar
 Kembali dari Kegelapan Alhayu TW : narkotika Dalam perkembangannya, remaja banyak mengalami perubahan emosional, kognitif, dan psikologis. Salah satunya adalah rasa ingin tau yang tinggi terhadap berbagai hal . Ini adalah kisah Natan , seorang anak SMA yang periang dan penuh rasa ingin tahu. Ia selalu menjadi moodmaker di kelasnya , membuat teman-temannya merasa nyaman berada di dekatnya. Di sekolah, Natan dikenal sebagai sosok yang cerdas, aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan selalu memiliki senyum lebar di wajahnya. Namun, seperti kebanyakan remaja seusianya, Natan sering kali merasa penasaran dengan berbagai hal baru.   Suatu hari, saat istirahat di pojok sekolah, Natan diajak berbicara oleh temannya, Theo . Temannya yang satu ini memang agak misterius,  ia menawarkan sebutir pil kecil dengan senyum tengil di wajahnya. Nampak mencurigakan bagi Natan. “Natan, coba nih . ‘Happy pil’, bisa biki n siapapun ngerasa bahagia. ” kata Theo sembari menyodorkan pil ...

Cerpen - Mengabur Bersama Senja

Gambar
 Mengabur Bersama Senja Alhayu TW : homosek, angst Di sebuah kota pesisir pantai, dua sahabat masa kecil, Adnan dan Natan, tumbuh bersama. Mereka berbagi tawa, cerita, dan mimpi. Kemanapun mereka pergi, mereka selalu bersama seakan tak ada batasan yang memisahkan mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, perasaan yang awalnya mereka kira hanya sekadar persahabatan mulai berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam. Adnan, yang lahir dari keluarga agamis taat, merasakan tekanan yang kuat untuk menaati norma-norma masyarakat. Sementara Natan, dengan masa lalu kelamnya, menggantungkan harapan dan cinta dalam pelukan sahabatnya. Keduanya saling mencintai, namun perasaan itu terhambat oleh tekanan yang datang dari lingkungan sekitar. Adnan terjebak antara cinta dan kewajiban, terbelenggu oleh harapan keluarganya untuk segera menikah dengan perempuan pilihan mereka. Malam itu adalah malam perayaan sekian tahun hubungan spesial mereka, Adnan dan Natan sepakat bertemu di sebuah restoran tepi...

Cerpen - Terbang Menuju Keabadian

Gambar
Terbang Menuju Keabadian Alhayu TW : suicide Di atas atap gedung yang menjulang tinggi, angin berhembus kencang, membawa serta suara gemuruh dari yang berkerumun di bawahnya. Orang-orang menatap dengan penuh rasa ingin tahu dan khawatir, berbisik satu sama lain tentang sosok yang berdiri di atap gedung. Dia adalah seorang gadis misterius, wajahnya samar namun menawan, mengenakan gaun putih yang berkibar-kibar, seolah terbuat dari awan. Suasana di bawahnya semakin tegang ketika sirene mobil pemadam kebakaran dan polisi memecah keheningan. Mereka tiba, dengan peralatan siap, berusaha merayu gadis itu untuk mundur, menawarkan jaminan keselamatan yang tampak semakin jauh dari jangkauan. Namun, pandangan gadis itu kosong, seolah terputus dari realita dunia. Dalam sekejap, ekspresi putus asanya tergantikan oleh senyuman yang tak wajar—senyuman yang penuh kelegaan dan resolusi. Gadis itu melangkah ke tepi, mengangkat tangannya dengan lembut seolah mengucapkan selamat tinggal kepada dunia ...

Cerpen - Mata Teduh Akung

Gambar
 Mata Teduh Akung Alhayu Tak mudah mendapat pengakuan dari orang tuaku yang membenci seni. Jungkir balik aku mengemis perhatian mereka, namun tetap saja respon mereka, “Untuk apa? Memang hal itu bisa buat kamu sukses? Jangan buang – buang waktumu buat sesuatu yang gak berguna!” dan selalu begitu. Aku hanya bisa mendengus kesal setiap mendengar ocehan bunda. Sebagai anak memang wajib untuk menuruti kemauan orang tua. Jika tidak, maka akan dicap sebagai pembangkang. Stereotip itulah yang selama ini ku telan mentah – mentah, walau sangat muak rasanya. Aku Melyn, panggil aku Lyn. Aku dibesarkan oleh tata krama, pandangan sosial, dan derajat yang orang dewasa anggap tinggi. Dan semua itu tentu diiringi dengan tekanan dan ambisi tak berdasar yang selalu dibebankan padaku. Aku tak pernah merasa orang tuaku benar – benar menyayangiku, mereka hanya menganggapku berharga jika aku memiliki suatu pencapaian, selain itu di mata mereka aku hanyalah seonggok daging tak berguna. Tapi setidaknya ...

Cerpen - Sulung

Gambar
 SULUNG Alhayu Terlahir sebagai sandwich generation yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua dan segalanya harus dijalani sendiri tidaklah mudah, apalagi dalam hal yang penting ketika menyangkut tentang kehidupan. Misalnya jadi anak pertama, aku tidak punya cara untuk menyempurnakan jalan yang diambil, aku hanya punya satu pilihan dan satu kesempatan untuk melakukannya dengan benar. Hai, perkenalkan namaku Kiran. Aku adalah yang tertua dari tiga bersaudara, orang – orang memanggilku Si Sulung. Menjadi sulung tidaklah mudah, aku harus selalu menyingkirkan egoku di atas segalanya. Pada dasarnya, aku hanyalah seorang pemuda yang suka mengeluh dan belum cukup dewasa untuk menanggung tanggung jawab yang begitu besar. Namun, mau tak mau aku harus menjalani semuanya. Semua memburuk sejak kematian bapakku dua bulan lalu. Sebagai seorang sulung, aku tak boleh terlalu lama terpuruk, aku harus bangkit dan mengambil peran bapak. Setiap harinya aku harus bangun mendahului matahari,...